ITF Hukum Sharapova Larangan Bertanding Dua Tahun
JAKARTA -- Karir petenis wanita Rusia Maria Sharapova di ambang keruntuhan pada Rabu waktu setempat (Kamis WIB) setelah Federasi Tenis Internasional (ITF) menghukum pelarangan bertanding selama dua tahun menyusul hasil positif tes doping yang menunjukkan kandungan meldonium.
Dalam pernyataan resminya, ITF menyebut pelarangan bertanding petenis yang meraih lima kali gelar grand slam itu dimulai sejak 26 Januari 2016. Itu berarti hasil pertandingan dan hadiah uang dari turnamen Australia Terbuka 2016, saat Sharapova mencapai putaran perempat final, akan dibatalkan.
Mantan petenis peringkat pertama dunia itu akan mengajukan banding ke Badan Arbritase Olahraga (CAS) dan menyebut hukuman itu sebagai "ketidakadilan yang kejam".
Sharapova yang berusia 29 tahun itu membela diri dengan mengutip keputusan sebuah penga dilan berdikari di London pada 18-19 Mei. Keputusan pengadilan itu adalah Sharapova tidak punya niatan untuk melanggar aturan anti-doping.
Pada halaman 33 laporan keputusan pengadilan berdikari di London itu menyatakan: "ITF menerima petenis yang disebut itu tidak terlibat dalam hal dia mengetahui pelanggaran penegakan aturan anti-doping." Tapi, keputusan itu menolak pernyataan bahwa tidak ada "arti penting" kesalahan pada kubu Sharapova.
"Dia adalah satu-satunya pelaku pada kemalangannya sendiri," sebut keputusan pengadilan itu.
Pada situs resminya, ITF mengatakan hukuman pelarangan bertanding itu, yang mungkin berlaku selama empat tahun, telah berlaku sejak awal menyusul "pendeteksian dini" pada Sharapova yang mengonsumsi zat itu. Sanksi ITF itu akan berakhir pada 25 Januari 2018.
Badan Anti-Doping Dunia (WADA) kemudian menerbitkan sebuah pernyataan singkat bahwa badan itu akan meninjau keputusan ITF itu sebelum memutuskan apakah akan menggunakan hak berdik arinya untuk banding ke CAS.
Sharapova telah secara teratur berjuang dari cedera berat selama kejayaan karirnya.
Tapi, hukuman pelarangan bertanding selama dua tahun berarti dia tidak akan memenuhi syarat untuk bermain hingga Australia Terbuka 2018 ketika dia berusia 30 tahun. Jangka waktu hukuman itu memunculkan pertanyaan apakah dia masih mampu kembali bertanding.
"Jika hukuman itu tetap dua tahun, saya pikir akan sulit bagi Sharapova untuk kembali pada tingkat yang sama," Presiden Federasi Tenis Rusia Shamil Tarpishchev mengatakan kepada Kantor Berita Rusia TASS. Shamil menyerukan pengurangan hukuman bagi Sharapova.
Source
Comments
Post a Comment